Malam ini kuingin terjaga saja!
Masih berharap dia akan menyapaku, dan ketika itu terjadi, aku bisa langsung membalasnya. Atau sebaiknya aku terlelap saja? membiarkan malam ini cepat berlalu dan satu malam terlewati lagi tanpa sapanyam.
Menambah satu level lagi kerinduanku.
Dan berharap lagi, esok semua akan terbayar.
o
apa yang indah hari ini...?
saat terlelap mimpi tak memikat, yang kudapat hanya penat memejamkan mata,
bahkan pagi hari, cerah memendungkan hati..
memang tak ada hujan!
tapi apa yang aku dapat?
senyum indah dan sedikit tawa kecil..
itu pun hanya dari "abdel dan temon" klise dan garing!!!
hahah,
jangan tanya bagai mana rasanya.
apa lagi yg akan ku ungkap tentang malam???
kelam bintang bulan??
klise!
hati tetap terluka ketika menatapnya!!
rindu?
tak tertahan lagi!!!
haruskah kumengatakannya??
seperti 1+1 = yg pasti 2(setidaknya untuk desimal)!!
tapi mengapa 2 ???
JELASKAN!!!
q tak butuh jika "ya memang begitulah"
tapi kini malam telah menjelang,
yg tersisa mensyukurinya,
meski tertidur hanya lelah memejamkan mata,
karna mimpi tak memikat...
Yang saya butuhkan?
Apa yang paling saya butuhkan?
Apa yang sebenarnya saya butuhkan?
Apa yang paling saya butuhkan, tapi bukan sebuah kebutuhan yang benar?
Apa yang paling saya butuhkan, dan itu adalah kebutuhan yang benar?
Saya butuh ini, apakah benar?
Saya tidak butuh ini, apakah benar?
Saya tidak butuh ini, apakah salah?
Saya butuh ini, apakah salah?
Orang-orang bilang hanya saya yang tahu!
Tapi kenapa saya tidak tahu?
Orang-orang bilang saya tidak tahu!
Tapi kenapa saya tahu.
Saya tahu.
Ya.
Saya tahu.
Pernah ada yang bilang, cari saja yang lain
Dan bodohnya aku turuti itu
Dan sialnya tak pernah ku temukan
Dan sesalku kau tetap bertahta di hati ini
Dan harapku?
Tak mungkin lagi!
Siapa?
Kita!
Apa?
Iya!
Kapan?
Sekarang!
Di mana?
Disini Saja!
Kenapa?
Karna Aku Cinta Kamu..
Bagaimana?
. . .
Terngiang suaramu di sela peraduan tetes hujan dengan bumi.
Ku jadikan pengiring lelapnya tidur karna tak cukup menghapus rindu sehari.
Berharap terbawa kedalam mimpi, dan ketika esok tak cerah,
lagi,
jangan bangunkan aku,
lagi.
Biarkan aku puas bermimpi sampai tak ada cinta.
Selamat malam utara.
Meski aku terbit di timur dan barat menerima aku pulang, tetap saja tak ada selatan di hatiku.
Hujan itu jatuh tak pernah mengajarkan apa pun
Tak peduli bersyukur ataukah mengumpat orang-orang di bawahnya
Ia hanya jatuh, kemudian membasahi
. . .
Seperti cinta yang kemudian pergi
/1/
Aku cinta kamu
/2/
Aku cinta kamu
/3/
Aku cinta kamu
/4/
Aku cinta kamu
/5/
Aku cinta kamu
/6/
Aku cinta kamu
/7/
Aku cinta kamu
Mandi telanjang di bawah sinaran bulan, gemerlip bintang
Angin bertiup pelan, dingin menggerayang
Mengerutkan yang tegang
. . .
~Songgorunggi-Nguter-Sukoharjo-Solo
Seperti aku
Seperti kamu
Seperti mamamu
.
.
.
Kita tidur dengan memejamkan mata..
Cantik pastinya
. . .
Siapa?
Mamanya?
Belum..
Mungkin nanti kalau sudah jadi mertuaku
.
.
Ahahaha..
apa lagi yg akan ku ungkap tentang malam???
kelam bintang bulan??
klise!
hati tetap terluka ketika menatapnya!!
rindu?
tak tertahan lagi!!!
haruskah kumengatakannya??
seperti 1+1 = yg pasti 2(setidaknya untuk desimal)!!
tapi mengapa 2 ???
JELASKAN!!!
q tak butuh jika "ya memang begitulah"
tapi kini malam telah menjelang,
yg tersisa mensyukurinya,
meski tertidur hanya lelah memejamkan mata,
karna mimpi tak memikat...
Yang saya butuhkan?
Apa yang paling saya butuhkan?
Apa yang sebenarnya saya butuhkan?
Apa yang paling saya butuhkan, tapi bukan sebuah kebutuhan yang benar?
Apa yang paling saya butuhkan, dan itu adalah kebutuhan yang benar?
Saya butuh ini, apakah benar?
Saya tidak butuh ini, apakah benar?
Saya tidak butuh ini, apakah salah?
Saya butuh ini, apakah salah?
Orang-orang bilang hanya saya yang tahu!
Tapi kenapa saya tidak tahu?
Orang-orang bilang saya tidak tahu!
Tapi kenapa saya tahu.
Saya tahu.
Ya.
Saya tahu.
Pernah ada yang bilang, cari saja yang lain
Dan bodohnya aku turuti itu
Dan sialnya tak pernah ku temukan
Dan sesalku kau tetap bertahta di hati ini
Dan harapku?
Tak mungkin lagi!
Siapa?
Kita!
Apa?
Iya!
Kapan?
Sekarang!
Di mana?
Disini Saja!
Kenapa?
Karna Aku Cinta Kamu..
Bagaimana?
. . .
Terngiang suaramu di sela peraduan tetes hujan dengan bumi.
Ku jadikan pengiring lelapnya tidur karna tak cukup menghapus rindu sehari.
Berharap terbawa kedalam mimpi, dan ketika esok tak cerah,
lagi,
jangan bangunkan aku,
lagi.
Biarkan aku puas bermimpi sampai tak ada cinta.
Selamat malam utara.
Meski aku terbit di timur dan barat menerima aku pulang, tetap saja tak ada selatan di hatiku.
Hujan itu jatuh tak pernah mengajarkan apa pun
Tak peduli bersyukur ataukah mengumpat orang-orang di bawahnya
Ia hanya jatuh, kemudian membasahi
. . .
Seperti cinta yang kemudian pergi
/1/
Aku cinta kamu
/2/
Aku cinta kamu
/3/
Aku cinta kamu
/4/
Aku cinta kamu
/5/
Aku cinta kamu
/6/
Aku cinta kamu
/7/
Aku cinta kamu